Kamis, 02 Juni 2011

SEKTE SESAT

SESAT ITU MAHAL
Sekte "Padange Ati" yang dibawa oleh Jono, warga desa Ngaglik Kecamatan Srengat, Blitar Jawa Timur, pada pendereknya (pengikutnya), pria berusia 43 tahun itu dikabarkan memungut uang sebesar Rp 1 juta  ssmpai dengan Rp 4 juta .
Menurut imam Tabrani, kecenderungan munculnya sekte sesat lahir untuk meraup materi oleh pendirinya. "Sekte sesat kecenderunganya lebih pada uang. Pengikutnya, diwajibkan membayar sekian-sekian. dan hal itu juga terjadi pada Padange Ati" ujarnya. Lebih lanjud dia menjelaskan, sekete sesat ibarat ledakan. "Sekali meledak setelah itu mati" tegasnya. Hal itu tidak lain lantaran kasus materi.

Untuk mengantisipasi hal itu tidak kembali terulang, pihak MUI telah mensosialisasilkan sekte-sekte yang dianggap sesat berikut kreteria-kreterianya. Sosialisasi tersebut dilakukan kepada MUI daerah, ormas islam, dan masjid. MUI juga menghimbau kepada masyarakat agar tidak asal percaya pada sekte-sekte baru. Hal itu tidak lain lantaran sekte tersebut belum tentu sesuai dengan ajaran islam yang kafah. Jika ada ajaran baru, seharusnya masyarakat segera melaporkannya ke kyai, ustad atau MUI setemapat. Dan jika terbukti menyelisihi maka biar hukum yang mengeksekusinya.

Belum lama ini MUI kabupaten Blitar mencurigai adanya sekelompok warga yang diduga penganut aliran sekte "Sesat" didusun  Mbiluk, desa Ngaglik, Kecamatan Srengat, Blitar. Sekte yang mengatasnamakan Padange Ati (PA) inididuga sudah berani meninggalkan syareat agama yang diakui pemerentah, khususnya Islam. Dugaan penyimpangan agama ini, terlihat dari salah seorang anggota jama'ah PA yang mengaku islam beranai mangabaikan sholat. Bahkan PA menilai, dogma sholat lima waktu sebagai tata cara pemeluk agama, masih dangkal keilmuannya. Untuk rukun berhaji, dalam pandangan PA, tidak perlu ditunaikan ke tanah suci Makkah. Haji ke Mekkah dinilai sebagi kegiatan pemborosan.

Menurut keterangan sekretaris MUI Kabupaten Blitar Achmad Su'udy, kegiatan PA yang dilakukan rutin dirumah seorang warga bernama Jono, memiliki benang merah dengan Aliran Masuk Surga (AMS) pimpinan Suliyani asal desaJajar, Kecamatan talun Blitar. Bahkan kata Achmad Suu'dy, Sekte PA muncul sekitar 2007 atau 2008 silam ini sebagai pengembangan dari AMS. Sejumlah imam PA merupakan murid Suliyani. Hasil penyelidikan sementar, aliran yang beranggotakan sekitar 25 orang ini telah menyimpang dari akidah Islam. Dan ajaran yang disampaikan sama persis dengan AMS pimpinan Pak Suliyani terang Suu'dy.

Ternyata untuk menuju kenaraka saja harus membayar mahal, namun untuk memesan kapling surga yang murah, sungguh susah dan hanya sebagian orang-orang yang beriman dan meninggalkan laranganyalah yang Insyaallah sampai pada kaling surga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar