Sabtu, 01 Februari 2014

MENJAGA KEBAIKAN


Dari Abdullah bin Amru bin Al-ash berkata : Rosulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:"Ya Abdullah, janganlah engkau seperti si-fulan, dahulu ia sholat malam lalu ia tidak mengerjakannya lagi"(Muttafaqun Alaihi). Berkata Imam Nawawi: "Bab menjaga kebaikan", Yaitu bahwasanya seseorang jika terbiasa mengerjakan kebaikan maka sepatutnya menge-kalkannya (menjaganya). Misalnya jika ia sudah terbiasa tidak meninggalkan hal-hal yang sunnah, yaitu shalat-shalat sunnah yang mengiringi shalat-shalat wajib, maka hendaknya ia menjaga hal itu. Dan jika terbiasa shalat dhuha dua raka'at maka hendaknya menjaga hal itu, segala kebaikan yang ia terbiasa mengerjakannya hendaknya ia jaga.

Imam Nawawi mengutip dalam bab ini beberapa ayat Al-Qur'an, yang kesemuanya menunjukkan bahwasanya manusia sepatutnya menjaga kebiasaan amal baiknya, diantaranya firman Allah - "Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai-berai kembali" (An-Nahl:92)
Maknanya adalah : "Janganlah kalian seperti wanita pemintal yang memintal kain wol, lalu tatkala ia sudah memintal dan membagus-kannya ia robek-robek dan menguraikannya, (janganlah seperti ini) tetapi hendaknya kalian tetap dan kontinyu terhadap apa yang telah kalian lakukan" Inti dan pokoknya adalah amal. Dan perkaranya adalah seorang laki-laki, dahulunya mengerjakan shalat malam, lalu setelah itu tidak menjaganya (mengekalkannya), padahal mengerjakan shalat malam hukum pokoknya adalah sunnah, kalaulah manusia tidak melakukannya maka tidaklah ia dicela, dan tidak dikatakan kepadanya : "Mengapa kamu tidak mengerjakan shalat malam?"
Karena shalat malam adalah sunnah, akan tetapi keadaannya yang mana ia mengerjakan shalat malam lalu tidak mengerjakannya, inilah keadaan yang menyebabkan ia dicela. Oleh karena itu Rosulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Janganlah kamu seperti si-fulan, dahulu ia shalat malam lalu ia tidak mengerjakannya lagi"

Hal yang lain, dan ini merupakan yang terpenting, hendaknya seseorang memulai untuk menuntut ilmu syar'i, tatkala  Allah membukakan baginya kenikmatan ia tinggalkan amalnya (menuntut ilmu syar'i), maka sesungguhnya hal ini kufur terhadap nikmat yang Allah berikan padanya. Maka jika engkau memulai menuntut ilmu teruslah menuntut ilmu kecuali sesuatu yang sangat darurat menyibukanmu, dan kalau tidak ada halangan maka teruslah menuntut ilmu karena menuntut ilmu hukumnya fardhu kifayah, setiap orang yang menuntut ilmu sesungguhnya Allah akan membalas amalnya itu dengan pahala fardu (wajib). Dan pahala fardhu adalah lebih besar dari nafilah(sunnah)***
=FurQon agency untuk anda yang butuh kebenaran=

Rabu, 29 Januari 2014

KU INGIN MENULIS YANG KU INGIN ( 3 )

 OLEH SEBAB ITU AKU BERTANYA?

Pada saat ini aku butuh rumah
yach... Rumah !
Sebab semua orang butuh rumah
Ingat : "Setiap Orang...!"
bukan pekerjaan seperti kemaren yang ku Asa
Ku-lihat udara pagi masih segar,
sesegar mimpi yang belum terbeli
Langit tetap membiru, luas membentang menuju sampai
dan rumput yang hijau itu adalah cita dan cinta
Wahai pemandu negeri yang loh jinawi
kenapa kupingmu gatal, ketika hakku menagih orasimu
yang melambung memenuhi ruangan jiwa
Kenapa kau tuli saat kami meminta jatah kedaulatan pangan?
Oleh sebab itu aku bertanya : 
"Kemanakah tanahku?"
Msihkah singgah dimejamu dan ...
butuh ketok palu bertalu-talu
Malam ini aku hibur istri dan anakku :
"Jangan sedih esok pagi aku akan datang pada Tuhan
dan meminta keadilan"
Oleh sebab itu aku bertanya?
A P A ?

Apa yang hebat dari seorang penguasa :
jika adik-adikku masih tetap bayar sekolah
Argumentasinya :"Sekolah kan sudah bebas biaya"
Apa hebatnya jadi konglomerat :
kalau tetangga dekatnya kelaparan dan cuma dapat bau  sedap masakannya
bilangya :"maaf aku lupa menutup pintu"
Apa terhormatnya anggota dewan :
berjas necis berdasi tampan tapi produk-produk-nya
menguntungkan golongan...
Slogannya : "aku mesti setor upeti"
Seperti angin kau datang, 
mengusap debu yang menempel di tubuhku dengan sedikit mengucap kalimat :
"kuperjuangkan aspirasimu"
Pada mulanya hanya sebatas kata,
selanjudnya mengakar dan akar itu terus tumbuh
di-setiap birokrasi... Jiwa
Apa susahnya menjadi pejabat beradap, 
sedikit bermurah hati, bermain cantik untuk tersenyumnya ibu pertiwi
Apa....?
to be continuw...