Sabtu, 14 Desember 2013

SEBUAH PENGAKUAN


Pada hari sabtu siang yang lalu ketika saya masih dikantor, saya kedatangan tamu seorang ibu berjilbab untuk berkonsultasi. Beliau termasuk termasuk salah seorang pejabat dijajaran pemerentahan, beliau berkonsultasi tentang persoalan rumah tangganya.

Riwayat hidup beliau termasuk lumayan istimewa, berawal dari seorang wanita yang tidak faham agama, yang tentu saja kehidupannya penuh dengan nuansa tidak islami, bahkan beliau ini termasuk wanita yang suka pula terhadap hal-hal yang berbau  Bid'ah dan Syirik. Hingga akhirnya ketika beliau membaca majalah yang mengupas masalah akidah yang lurus, beliaupun tersadar dan merubah hidupnya untuk berkehidupan  secara islami yang hingga kini ia yakini dan jalani dengan teguh.

Yang istimewa dari beliau ini adalah kesungguhannya untuk menerapkan hidup secara islam, itulah kenapa beliau datang untuk konsultasi dengan maksud agar apa yang akan dilakukannya tidak salah secara agama. Karena dia takut jika tidak bertanya akan melakukan langkah-langkah yang salah yang mengakibatkan menyimpang dari agama.

Sesungguhnya beliau ingin memutuskan hal penting tentang pernikahannya yang beliau anggap kurang harmonis, itu sebelum beliau datang untuk berkonsultasi. Maka saya nasehati beliau  tentang langkah-langkah apa yang harus dilakukan, dan beliau menerima dengan lapang dada. Semoga kemudahan Allah selalu menyertainya.

Ada satu perkataan beliau yang membuat saya merasa sangat senang, sebuah pengakuan tulus dari beliau yang mengatakan : "Benar pak, sesunguhnya dalam berumah tangga itu cinta bukanlah yang utama, ternyata agamalah yang paling utama. Seandainya saya menikah  pertimbangannya adalah karena agamanya, tentu persoalannya tidak seperti ini."

Pernyataan yang tulus itu membuat saya bangga. Saya bangga karena islam dengan konsepnya terbukti benar dan memberi solusi terbaik, meskipun banyak orang pada awalnya menganggap naif, kuno, ketinggalan jaman, atau apapun predikat negatif lainya, tetapi pada akhirnya  meraka mengakui bahawa islam adalah benar, dan islam adalah solusi terbaik.  Saya yakin siapapun yang masih sehat akal fikirannya pasti mengakui sebagaimana ibu berjilbab diatas, bahwa islam itu sungguh hebat.

Jauh sebelum rumah tangga yang marak dewasa ini, sesungguhnya Nabi SAW sudah mengingatkan tentang konsep memilih calon suami yang ideal, yaitu yang baik ilmu agamanya dan bagus akhlaknya. Msekipun prahara dan ujian tetap akan menimpa tetapi hasilnya akan berbeda dikemudian hari dari pada pilihan yang bukan karena agamanya.

"Apabila datang laki-laki yang kamu ridhoi agama dan akhlaknya (untuk melamar anakmu) maka nikahkanlah dia, dan bila tidak kamu lakukan akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang luas" (HR : Tirmidzi)

Sungguh beruntung orang yang sejak awal sudah meyakini kehebatan islam dan menetapi dalam syai'at islam, dari pada yang terlambat mengakuinya setelah ujian hidup datang silih berganti. Dan sungguh celaka orang yang tidak pernah mau menetapi hidup dalam syari'at islam padahal Allah sudah mengujinya sedemikian rupa.*** 
=by furqon agency untuk anda yang butuh kebenaran=

Selasa, 10 Desember 2013

TERPEDAYA

Konon, pada suatu perkampungan di Syiria ada seorang petani yang sangat percaya diri dengan kekuatan fisiknya yang dikaruniakan Allah Sang Maha Pencipta kepadanya. Suatu malam, petani ini pulang kerumahnya dengan melintasi jalanan pekuburan sebagai ganti jalan lain yang biasa dilewati para penduduk desa sewaktu pergi pagi dan pulang sore. Para penduduk desa telanh memperingatkan kepada petani akan berbagai resiko sewaktu melintasi jalan pekuburan di malam hari. Akan tetapi, petani yang terpedaya oleh kekuatan ini sama sekali tidak menghiraukan peringatan mereka. Bahkan dia nekad untuk melintasi jalanan pekuburan itu sendirian tanpa ditemani seorang pun oleh dari penduduk desa.

 

Secara kebetulan ada seorang petani dari desa lain melewati jalan yang sama menuju desanya yang bersebelahan. Dia kemalaman di jalan sehingga terpaksa melewati jalan pekuburan itu untuk bisa sampai kedesanya secara pintas. Dia berjalan tergopoh-gopoh, namun tak kunjung sampai di ujung jalan. Terlihat oleh kedua matanya, pintu gerbang kuburan yang besar yang diatasnya tertancap obor kecil sehingga membuatnya gembira dan mengusir rasa takutnya. Dia semakin mempercepat langkahnya untuk  segera mencapai menuju pintu gerbang itu. Ditengah-tengah langkahnya itu, tiba-tiba dia sedikit terpeleset dan terperosok kedalam kubang kubur yang masih menganga yang dipersiapkan untuk mengubur penghuni baru. Diselimuti rasa takut dan kecemasan, dia meratapi hatinya. Dia mencoba berteriak dan dengan suara lantang memanggil para pejalan sambil meminta pertolingan. Namun, tiada seorang pun memenuhi panggilannya. Lalu dengan segala cara, dia berusaha keluar dari kubangan itu tapi tak jua berhasil. Dalam kondisi seperti itu, dia pun menyerah kepada nasib. Malam itu dia memutuskan untuk tidur didalam kubang kuburan. Beberapa saat telah berlalu sedang dia terduduk di pojok liang kubur hingga terserang kantuk dan akhirnya tidur karena kelelahan. 

 

Setelah beberapa saat, si petani yang terpedaya dan terbiasa melintasi jalanan pekuburan setiap malam itu memasuki lokasi kuburan. Dia menyusuri jalan seperti biasanya. Akan tetapi, Allah menghendaki dia terperosok kedalam kubang kuburan yang sama dimana petani lain terjatuh didalamnnya. Sewaktu terjatuh, dia merasa hatinya telah mendahuluinya untuk mencium tanah. Dia mengerahkan segenap daya untuk bisa terbebas dari kubang kubur, rasa takut dan cemas yang telah menggerogoti seluruh pikirannya. Berulangkali dia mencoba untuk bisa keluar dari kubang itu, tapi tetap gagal. Pada saat itulah petani yang lain terbangun. Dia berdiri menghampiri temannya untuk membisiki telinganya ; "Aku sudah berusaha keluar dari kubang kubur ini sebelummu hai tuanku, tapi tak pernah berhasil. Marilah kita nikmati bersama untuk tidur di kubangan ini..." Belum selesai petani yang malang ini menyelesaikan kata-katanya itu, sontak petani yang terpedaya itu tersungkur ke atas tanah kuburan itu dalam kondisi sekarat karena saking takutnya. Dia mengira si penghuni kuburlah yang membisikkan kata-kata itu ke telinganya. 


Sadarilah mempercayai bahwa kita mempunyai kekuatan yang lebih dan merasa kita lebih mampu dari orang lain suatu saat akan kena batunya. Karena sifat berlebih-lebihan sangat tidak disukai oleh Rabb semesta alam. Dan sifat yang berlebih-lebihan akan membawa kita pada kufur nikmat dan menjadi budak nafsu yang akan menjerumuskan pada kebid'ahan.***


=Furqon agency untuk anda yang butuh kebenaran=