Minggu, 25 September 2011

Nasib Negara Kaya yang kurang gizi ?


Siapapun yang melihat peta Indonesia dari Sabang sampai Merauke terbentang sebuah kekayaan yang maha besar. Negara-negara eropapun menjadi cemburu atas kekayaan yang tiada tara. Lihatlah lautan dengan berjuta-juta ikan yang tak akan pernah habis untuk diambil sepanjang umur. Lihatlah tambang minyak yang merupakan primadona bumi pertiwi yang belum habais dikemas. Lihatlah tambang emas yang begitu memukau dilihat mata yang memberikan kekayaan luar biasa bagi penikmatnya. Sungguh semua itu berbanding terbalik dengan rakyat pribumi yang notabene memiliki kekayaan. 

Di Papua, coba kita simak baik-baik kehidupan masyarakat disana. Perutnya buncit sebab gizi tak tercukupi. Hidupnya begitu sengsara ditanah yang penuh dengan kemilau emas. Memang pemerentah kita cukup baik hati memberikan kekayaan itu pada negara lain. Freeport yang begitu besar potensinya cuma dikeruk kekayaannya oleh negara lain dan pemerentah kita cukup terima beres.
Di Cepu, coba kita simak penduduk sekitar tambang minyak yang penuh dengan kekayaan rupiah, masyarakat disana hidup miskin tak mampu tangannya mengambil keuntungan dari gemerlapnya hasil tambang yang diserahkan begitu saja pada negara lain. Sekali lagi pemerentah hanya menrima matengnya saja. 

Kapan kekayaan ini kita nikmati?
Masihkah ada jalan bagi pemerentah memotong mata rantai ekonomi global menjadi mandiri? Dan sanggupkah kita-kita dan anak cucu kita mampu hidup dinegeri sendiri.

Jangan jadi Somalia yang suka menawan dan merompak sebab kurang gizi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar